GEN, EVOLUSI, DAN LINGKUNGAN
Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi Pendidikan
Dosen pembimbing :
Budy Sugandi, M. Sc.Ed
Disusun oleh :
Diah Kusnia
NPM : 1411050276
Enni Rosita
NPM : 1411050286
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
IAIN RADEN INTAN LAMPUNG
2015 M / 1437
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan ridho-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Gen Evolusi dan Lingkungan”. Penulisan dan penyusunan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Psikologi Pendidikan
di Institut Agama Islam Negeri Lampung.
Dalam penulisan makalah ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan
tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Dalam Penulisan makalah ini
kami merasa masih banyak kekurangan baik dalam penulisan, penyusunan maupun
materi. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik lagi. Dan kami harap makalah
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.
Bandar Lampung, 20 September
2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR................................................................................
ii
DAFTAR
ISI..............................................................................................
iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah.....................................................................
1
B. Rumusan
Masalah...............................................................................
2
C. Manfaat
Pembuatan Masalah.............................................................
2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Gen, Evolusi, dan Lingkungan.........................................
3
1.
Pengertian
Gen......................................................................
2.
Pengerttian
Evolusi................................................................
3.
Pengertian
Lingkungan.......................................................... 5
1. Teori
Fitrah................................................................................
5
2.
Fitrah Manusia dalam Pandangan Islam................................... 6
B. Potensi
Manusia..................................................................................
7
1. Teori
Potensi Manusia...............................................................
7
2. Macam-macam
Potensi Manusia...............................................
8
BAB
III KESIMPULAN........................................................................... 10
DAFTARPUSTAKA
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Gen adalah unit
dasar dari hereditas (keturunan), tersusun atas DNA dan menentukan struktur
dari protein-protein. Gen terletak dalam kromosom. Evolusi merupakan suatu
perubahan frekuensi munculnya gen dalam suatu populasi, suatu perubahan yang
secara umum berlangsung pada banyak generasi. Sedangkan lingkungan adalah
istilah yang mencakup segala mahluk hidup dan takhidup di alam yang ada dibumi
atau bagian dari bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia
yang berlebihan. Dengan mempelajari makalah ini maka kita akan lebih mengetahui
tentang gen, evolusi dan lingkungan. Untuk lebih memperdalam tentang gen,
evolusi dan lingkungan maka dalam makalah ini kami paparkan tentang gen,
evolusi dan lingkungan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah
pengertian gen, evolusi, dan lingkungan?
2.
Bagaimanakah
pengaruh gen terhadap perkembangan psikologi manusia?
3.
Bagaimanakah
psikologi perkembangan evolusi?
4.
Faktor
lingkungan apa saja yang mempengaruhi perkembanganintelektual dan kemampuan mental?
5.
Bagaimana
karakteristik bawaan manusia?
C.
Manfaat Penulisan Makalah
Dengan membaca makalah ini maka diharapkan:
1. Dapat mengetahui tentang gen, evolusi dan lingkungan.
2. Pengaruh gen terhadap perkembaangan psikologi manusia.
3. Dapat lebih memperluas wawasan dan pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Gen, Evolusi, dan Lingkungan
1. Pengertian
Gen
Gen adalah unit dasar dari hereditas (keturunan),
tersusun atas DNA dan menentukan struktur dari protein-protein. Gen terletak
dalam kromosom, yaitu suatu struktur yang bentuknya seperti tongkat dan
terletak di tengah-tengah (nukleus) setiap sel tubuh.
2. Pengertian
Evolusi
Evolusi merupakan suatu perubahan frekuensi munculnya gen
dalam suatu populasi, suatu perubahan yang secara umum berlangsung pada banyak generasi.Evolusi
mengacu pada proses yang telah mengubah bentuk kehidupan di atas bumi sejak
bentuknya yang paling awal sampai membentuk keanekaragaman yang sangat luas
seperti apa yang bisa ditemui saat ini.
Pada awalnya banyak orang yang menertawakan pendapat Darwin yang menyatakan
bahwa manusia memiliki nenek moyang yang sama dengan primata lain. Pada abad
ke-19, terdapat gambar Darwin yang mirip monyet sedang menunjukkan betapa
miripnya seekor monyet dengan manusia. Kini prinsip-prinsip evolusi, yang telah
lama mengarahkan ilmu biologi, telah berkembang dan mempengaruhi pula ilmu
psikologi.
3. Pengertian
Lingkungan
Lingkungan
adalah istilah yang mencakup segala mahluk hidup dan takhidup di alam yang ada
dibumi atau bagian dari bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan
manusia yang berlebihan. Lingkungan adalah semua kondisi didalam dan di
luar organisme yang berpengeruh terhadap perilaku kita, perkembangan
atau proses hidup kecuali gen dan bahkangen dapat dipertimbangakan untuk
menyediakan lingkungan untuk gen lain. Lingkungan terbagi menjadi dua,yaitu :
a.
Lingkungan internal , terdiri dari kondisi organ dan
material dalam diri seseorang, seperti:gizi,vitamin, susu, sistem urat
saraf,motivasi, kemauan, dan sebagainya.
b.
Lingkungan eksternal ialah
lingkungan alam (natural environment) meliputi suhu,iklim,geografis, waktu pagi
dan siang,serta lingkungan
sosial (social environment) dapat berupa orang atau
pribadi seseorang, sekumpulan orang seperti keluarga,masyarakat,teman
sepermainan dan organisasi.
B. Pengaruh
Gen Terhadap Perkembangan Psikologi Manusia
Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan
psikologi manusia adalah faktor keturunan (gen) yang merupakan pembawaan sejak
lahir, seperti konstitusi dan struktur fisik, kecakapan potensial (bakaat dan
kecerdasan) berbeda dengan faktor lingkungan, faktor keturunan pada umumnya
ceenderung bersifat kodrati yang sulit untuk dimodifikasi.
Seberapa kuat pengaruh keturunan sangat bergantung pada
besarnya kualitas gen yang dimiliki oleh orang tuanya. Berdasarkan percobaannya
dengan cara mengawinkan bunga merah dengan bunga putih, Gregor Mendel
mengemukakan pandangannya bahwa: 1) tiap-tiap sifat makhluk hidup itu
dikendalikan oleh keturunan 2) tiap-tiap pasangan faktor keturunan menetukan
bentuk alternatif sesamanya, dan satu daripada pasangan alternatif itu memegang
pengaruh besar daan 3) pada waktu proses pembentukan sel-sel kelamin, pasangan
faktor keturunan itumemisah, dan tiap-tiap sel kelaminnya menerima salah satu
faktor dari pasangan keturunan itu.
Hasil percobaan mendel ini menjelaskan kepada kita bahwa
faktor keturunan memegang peranan penting bagi perilakudan pribadi individu.
Beberapa asa keturuna di bawah ini akan memberikan gambaran pembanding kepada
kita tentang apa-apa yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya:
1.
Asas
Reproduksi
Menurut
asas ini bahwa kecakapan dari masing-masing ayah atau ibunya tidak dapat
diturunkan kepada anak-anaknya. Sifat-sifat atau cir-ciri perilaku yang
diturunkan orang tua kepada anaknya hanyalah bersifat reproduksi, yaitu
memumnculkan kembali mengenai apa yang sudah ada pada hasil perpaduan benih
saja, dan bukan didasarkan pada perilaku oarang tua yang diperolehnya melalui
hasil belajar atau hasil berinteraksi dengan lingkungannya.
2.
Asas
Variasi
Menurut
asas ini, penurunan siifat pembawaan dari orang tua kepada anak-anaknya akan
bervariasi, baik mengenai kuantitas maupun kualitasnya. Hal ini disebabkan
karena pada waktu terjadinya pembuahan komposisi gen berbeda-beda, baik yang
berasal dari ayah maupun ibu. Oleh karena itu, akan didapati beberpa perbedaan
sifat dan ciri-ciri perilaku dari orang yang bersaudara, walaupun berasal dari
ayah dan ibu yang sama, sehingga mungkin saja kakaknya lebih banyak menyerupai
sifat dan cir-ciri perilaku ayahnya sedangkan adiknya lebih banyak menyerupai
sifat dan ciri-ciri ibunya atau sebaliknya.
3.
Asas
Regresi Fillial
Terjadi
penurunan sifat atau peerilaku dari kedua orang tua pada anaknya yang
disebabkan oleh gaya tarik-menarik dalam perpaduan pembawaan ayah dan ibunya
sehingga akan didapati sebagian kecil dari sifat-sifat ayahnya dan sebagian
kecil pula dari sifat-sifat ibunya. Sedangkan perbandingannya mana yang lebih
besar antara sfat-sifat ayah dan ibunya sangat tergantung kepada daya kekuatan
tarik-menarik dari masing-masing sifat keturunan tersebut.
4.
Asas
Jenis Menyilang
Menurut
asas ini bahwa apa yang diturunkan oleh masing-masing orang tua kepada
anak-anaknya mempunyai sasaran jenis menyilang. Seorang anak perempuan akan
lebih banyak memiliki sifat-sifat dan tingkah laku ayahnya, sedangkan bagi anak
lak-laki akan lebih banyak memiliki sifat dari ibunya.
5.
Asas
Konformitas
Berdasarkan
asas konformitas ini bahwaseoranganak akan lebih banyak memiliki sifat-sifat
dan ciri-ciri tingkah laku yang diturunkan oleh kelompok rasnya atau suku bangsa.
C. Psikologi
Perkembangan Evolusi
Darwin telah memperkenalkan teori evolusi melalui seleksi
alam di tahun 1859, gagasan-gagasannya baru digunakan akhir-akhir ini untuk
menjelaskan perilaku. Bidang psikologi evolusi menekankan pentingnya adaptasi,
dan reproduksi dalam menjelaskan perilaku. Karena evolusi menyukai organisme
yang dapat beradaptasi paling baik untuk dapat mempertahankan hidupnya
danbereproduksi di lingkunagn tertentu. Psikologi evolusi berfokus pada
kondisi-kondisi yang memungkinkan individu untuk bertahan hidup atau musnah. Menurut
pandangan ini, proses seleksi alam menyukai perilaku-perilaku yang dapat
meningkatkan keberhasilan reproduksi organisme dan pada akhirnya mampu
menghasilkan keturunannya sendiri.
Gagasan dari David Buss mengenai psikologi evolusi telah
berpengaruh dalm merangsang minat baru mengenai bagaimana evolusi dapat
menjelaskan perilaku manusia. Ia berkeyakinan bahwa seperti halnya evolusi
membentuk ciri-ciri fisik kita, seperti bentuk dan tinggi tubuh, evolusi juga
mempengaruhi bagaimana cara kita dalam mengambil keputusan, seberapa agresifnya
kita, dan seberapa besar rasa takut kita.
Para ahli menggunakan konsep perkembangan psikologi
evolusi dalam upaya memahami perkembanganpsikologi manusia. Berikut ini adalah
beberapa gagasan yang diajukan oleh para psikolog perkembangan evolusi:
1.
Periode
anak muda berlangsung lama karena manusia membutuhkan waktu untuk mengembangkan
otak yang besar dan mempelajari kompleksitas komunitas sosial manusia. Manusia
membutuhkan waktu lebih lama untuk secara reproduktif matang dibandingkan hewan
mamalia lainnya. Selama periode remaja ini, mereka mengembangkan otak yang
besar dan pengalaman-pengalaman yang dibutuhkan untuk menguasai masyarakat
manusia yang kompleks.
2.
Banyak
aspek dari masa kanak-kanak berfungsi sebagai persiapan untuk masa dewasa dan
diseleksi melalui serangkaian evolusi. Bermain adalah salah satu contohnya.Pada
awal masaa prasekolah, anak laki-laki diseluruh budaya lebih banyak meelakukan
permainan kasar dibandingkan anak perempuan. Permainan kasar ini mungkin
mempersiapkan anak laki-laki untuk berkelahi dan berburu ketika dewasa.
Sebaliknya, anak perempuan melakkan permainan yang lebih banyak melibatkan
imitasi orang tua, seperti merawat bayi dan kurang bersifat fisik. Menurut
psikolog evolusi, ini merupakan tendensi yang mempersiakan perempuan untuk
menjadi pengasuh utama bagi keturunannya.
3.
Beberapa
karakteristik di masa kanak-kanak diseleksi karena karakteristik-karakteristik
itu bersifat adaptif untuk saat-saat tertentu dalam perkembangan, bukan karena
mempersiapkan anak-anak untuk masa dewasa.
Sebagai contoh, beberapa aspek bermain mungkin tidak berfungsi untuk
mempersiapkan mereka menjadi dewasa, namun untuk membantu anak-anak beradaptasi
dengan lingkungan sekitarnya.
4.
Ada
banyak mekanisme psikologis yang berkembang, yang bersifat spesifik untuk
bidang-bidang tertentu. Artinya mekanisme itu hanya diterapkan untuk aspek
tertentu yang membentuk seseorang. Meurut psikologi evolusi, pemrosesan
informasi yang bersifat spesifik untuk bidaang- bidang tertentu itu berkembang
ketika nenek moyang kita menangani persoalan-persoalan tertentu yang selalu
muncul berulang kali.
5.
Mekanisme
yang berkembang tidak selalu adaptif dalam masyarakat kontemporer. Sejumlah perilaku
yang adaptif untuk nenek moyang kita di zaman prasejarah mungkin tidak dapat
berguna di zaman sekarang. Sebagai contoh, zaman dulu lingkungan yang tidak
banyak menyediakan makanan mungkin akan menyebabkan kecendrungan untuk rakus
pda saat makanan tersedia dan untuk mengonsumsi makanan berkaolori tinggi,
sebua sifat yang mungkin akan menyebabkan timbulnya wabah obesitas ketika
makanan berlimpah.
6.
Perilaku
yang berkembang tidak perlu bersifat adaptif dalam masyarakat kontemporer.
Beberapa perilaku yang adaptif untuk nenek moyang kita di zaman prasejarah ada
kemungkinan tidak diperlukan lagi untuk menjaga kelangsungan hidup di zaman
sekarang. Sebagai contoh, sifat dominan dan agresif secara fisik diperlkan
untuk memeprtahankan hidup bagi nenek moyang laki-laki, namun perilaku itu
tidak dapat membantu kehidupan seseorang di zaman sekarang. Ditinjau dari
pandangan evolusi, karakteristik ini mungkin alamiah. Namun tidak berarti bahwa
ekspersi dari karakteristik itu dapat dielakkan atau secara moral dapat diterima
oleh orang-orang yang hidup di zaman sekarang.
D.
Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Perkembangan
Intelektual dan Kemampuan Mental
1.
Kurangnya
perawatan dalam kandungan
Jika seorang
wanita yang sedang mengandung kekurangan gizi, terserang infeksi, mengkonsumsi
obat-obatan tertentu, merokok, sering minum alkohol, atau kerap terpapar
padapolusi, maka anaknya memiliki risiko mengalami ketidakmampuan belajar dan
ber-IQ rendah.
2.
Kurang
gizi
Kesenjangan
rata-rata IQ` antara anak-anak yang kurang memperoleh gizi dengan yang cukup
gizi dapat mencapai 20 poin.
3.
Kontak
dengan bahan beracun
Secara khusus,
timah dapat membahayakan sistem saraf, menyebabkan masalah atensi, menurunkan
skor IQ, dan menurunkan prestasi sekolah. Banyak anak di Amerika Serikat terkena populasi timah yang
bercampur dengan debu, cat yang mengandung timah, dan pipa-pipa tua dari timah.
Sementara kandungan konsentrasi timah dalam anak-anak kulit hitam ternyata 50%
lebih tinggi daripada anak-anak kulit putih. Polusi udara, yang tidak dapat
dikendalikan secara langsung, juga tampak sebagai faktor risiko yang serius.
Penelitian longitudinal belum lama ini, pada wanita bukan perokok yang tinggal
di tengah kota, menemukan hubungan antara tertundanya perkembangan kognitif
anak mereka dengan tingkat populasi dari bahan bakar kendaraan yang dihirup
sang ibu ketika mengandung bayinya. Yang bertanggung jawab tampaknya kandungan
kimiawi yang terdapat dalam asap kendaraan dan peembangkit tenaga listrik.
Bahkan setelah menghilangkan pengaruh faktor lain, seperti terpapar ada
kandungan logam, peneliti menemukan bahwa pada usia 3 tahun, anak dari ibu yang
sangat terkena dampak polusi dua kali lebih mungkin mengalami hambatan
perkembangan dibandingkan denga anak-anak yang lain.
4.
Lingkungan
keluarga yang memancing munculnya stres
Faktor-faktor
yang dapat meramalkan berkurangnya kompetensi intelektual antar lain adalah:
ayah yang tidak tinggal serumah dengan keluarga, ibu yang memiliki sejarah
gangguan mental, orang tua dengan keterampilan kerja rendah, dan sejarah,
seperti kekrasan keluarga, di awal kehidupan. Secara umum, setiap faktor risiko
menurunkan skor IQ sebesar`4 poin. Anak-ank yang memiliki tujuh faktor risiko,
IQ-nya biasanya lebih rendah 30 poin daripada anak-anak tanpa faktor resiko.
Sebaliknya, lingkungan yang sehat dan mendukung dapat
meningkatkan fungsi mental. Dalm sebuah studi longitudinal yang disebut dengan
Abecedarian Project, anak-anak yang tinggal di tengah kota dan mendapatkan
banyak pengayaan lingkungan di rumah, di tempat penitipan anak, atau di
sekolah, dan masuk sekolah sejak kecil, memperlihatkan prestasi sekolah yang
lebih baik dibandinkan denganank-anak yang menjadi kelompok kontrol.
Meskipun tidak ada satupun aktivitas tunggal yang dapat
mengubah seseorang menjadi genius, beberapa pengalaman tertentu tampaknya
memberikaan kontribusi pada keseluruhan inteligensi. Secara umum, kemampuan
mental anak akan meningkat bila orang tuanya berbicara kepadanya mengenai
banyak topik, mendeskripsikan hal-hal secara jelas dan utuh, mendorongnya untuk
berpikir cerdas, membacakan sesuatu untuknya, serta mengharapkan ia mengerjakan
sesuatu dengan baik.
E. Karakteristik Bawaaan Manusia
Akibat oleh cara berevolusi spesies kita, ada
banyak kemampuan, kecenderungan, dan sifat-sifat yang sudah ada sejak lahir
atau berkembang secara cepat seiring dengan kematangan. Berikut ini beberapa
contoh karakteristik bawaan manusia:
1.
Refleks bayi
Bayi yang lahir dibekali dengan sejumlah
refleks. Respon yang sederhana dan otomatis terhadap suatu rangsangan khusus.
Contoh: semua bayi akan menghisap sesuatu jika diletakkan dibibirnya. Dibantu
dengan aktivitas menyusui refleksini akan meningkatkan peluang untuk bertahan
hidup.
2.
Minat terhadap hal-hal baru
Manusia serta berbagai spesies lainnya
cendrung berminat pada sesuatu yang baru. setelah makan malam seekor tikus yang
diletakkan di dalam labirin akan memilih menjelajahi daerah yang belum
dikenalnya dari pada berkeliaran di daerah yang sudah dikenalnya. Bayi manusia
memperlihatkan minat yang luar biasa besar dalam mengamati dan mendengarkan
baerbagai hal yang tidak dikenalnya yang tentu saja mencangkup hampir semua
aspek di dunia ini. Seorang bayi akan berhenti menyusui ketika iya melihat
seseorang yang asing.
3.
Hasrat untuk menjelajah dan memanifulasi objek
Kecendrungan bahwa ini dimiliki oleh
semua burung dan mamalia. Primata khususnya, gemar memainkan benda-benda,
memisah-misahkan dan memeriksanya. Hanya sekedar untuk memperoleh kesenangan
belaka. Bayi menguncang-guncang, memukul-mukul botol susu dan menangkap apapun
yang diletakkan ditangan kecilnya. Pada manusia, dorongan alami untuk memegang
benda-benda yang menarik ini sedekian besar sehingga perintah “jangan sentuh”
sering dibaikan oleh anak-anak pengunjung museum, dan orang-orang yang
berbelanja.
4.
Implus untuk bermain
Lihatlah anak kucing, anak singa dan
anak panda, serta semua hewan primata muda. Yang akan bermain-main dan saling
menerkam satu sama lain sepanjang hari hingga lapar atau waktu tidur datang.
Bermain dan berpetualangan mungkin merupakan suatu bentuk adaptasi biologis.
Karena hal ini membantu anggota spesies menemukan makanan dan hal-hal lain yang
diperlukan untuk hidup. Melalui bermain dan berpetualang, menikmati latihan
bermain. Suatu prilaku yang akan digunakan untuk tujuan-tujuan
penting.ketikaberanjak dewasa anak kucing misalnya snang mengejar dan menerkam
bola benang rajutan. Pada manusia bermain mengajarkan kepada anak cara bergaul
dengan orang lain dan memberi mereka kesempatan untuk mempraktekan keterampilan
motorik dan bahasa.
5.
Keterampilan kognitif dasar
Banyak ahli psikologi evolusi yakin
bahwa ketika lahir manusia juga berkelahi dengan modul-modul mental yang dapat
memudahkannya mempelajari menginterpretasikan ekspresi dan bahasa tubuh
manusia lain. Mengenali wajah, memahami
hal-hal yang dipikirkan atau dirasakan orang lain. membedakan tumbuhan dari
hewan. Membedakan benda hidup dari benda mati, serta memahami bahasa. Anak yang
masih kecil akan dipujiketika iamampu memahami angka sederhana. Tentusaja, bayi
yang masih kecil tidak dapat menghitung. Meskipun demikian, ketika berusia satu
minggu, mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk memandangi suatu kumpulan
benda yang baru terdiri dari tiga item setelah terbiasa dengan suatu kumpulan
benda yang terdiri dari dua item atau sebaliknya.
BAB III
KESIMPULAN
Gen adalah unit
dasar dari hereditas (keturunan), tersusun atas DNA dan menentukan struktur
dari protein-protein. Gen terletak dalam kromosom. Evolusi merupakan suatu
perubahan frekuensi munculnya gen dalam suatu populasi, suatu perubahan yang
secara umum berlangsung pada banyak generasi. Sedangkan lingkungan adalah
istilah yang mencakup segala mahluk hidup dan takhidup di alam yang ada dibumi
atau bagian dari bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia
yang berlebihan.
Faktor lingkungan
yang mempengaruhi perkembanganintelektual dan kemampuan
mental:
1. Kurangnya perawatan dalam kandungan
2. Kurang gizi
3. Kontak dengan bahan beracun
4. Lingkungan keluarga yang memancing munculnya stres
karakteristik bawaan manusia:
1.
Refleks bayi
2.
Minat terhadap hal-hal baru
3.
Hasrat untuk menjelajah dan memanifulasi objek
4.
Implus untuk bermain
5.
Keterampilan kognitif dasar
DAFTAR
PUSTAKA
Wade, Carole dan Carol Tavri, (2007), Psikologi, Jakarta: Erlangga.
Boeree, George, (2008), General Psychology, Jogjakarta: Prisma shopie.
Santrock, Jhon W. (2007), Psikologi Remaja, Jakarta: Erlangga.