Rabu, 30 Desember 2015

perbedaan MA dan SMA



NAMA           : ENI ROSITA
NPM               : 1411050286
JURUSAN     : PENDIDIKAN MATEMATIKA 3E
M. KULIAH  : PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Secara umum, sekolah menengah di Indonesia diwadahi oleh tiga lembaga, yakni SMA (Sekolah Menengah Atas), SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), dan MA (Madrasah Aliyah).
Analisis SMA dan MA
            SMA (Sekolah Menengah Atas) bertujuan menyediakan dan meyiapkan siswa-siswi yang hendak melanjutkan study ke jenjang yang lebih tinggi, akademi dan perguruan tinggi.
            Di SMA pada kelas XI seluruh siswa-siswi diberikan pilihan untuk melanjutkan pendidikan yang menjurus, yaitu ada tiga pilihan yang bisa dipilih oleh siswa sesuai dengan kemampuan dan keinginan para siswa yang bertujuan sebagai bekal ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Adapun pilihan yang ada untuk siswa-siswi di SMA yaitu: jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dan jurusan Bahasa.
            Dari segi mata pelajaran keagamaan di SMA hanya ada mata pelajaran Bahasa Arab dan PAI (Pendidikan Agama Islam).
            Dari segi pakaian atau seragam, bagi siswi tidak diharuskan mengguna jilbab, tetapi pada zaman saat ini maka siswi mulai diharuskan untuk menggunakan jilbab, terkecuali bagi siswi yang nonmuslim. sedangkan
            MA (Madrasah Aliyah) bertujuan mengantarkan siswa-siswi memasuki perguruan tinggi umum maupun perguruan tinggi Islam, tetapi MA akan lebih menjurus tentang keagamaan, misalnya ke perguruan tinggi seperti IAIN dan UIN.
Di MA pada kelas XI seluruh siswa-siswi diberikan pilihan untuk melanjutkan pendidikan yang menjurus, yaitu ada tempat pilihan yang bisa dipilih oleh siswa sesuai dengan kemampuan dan keinginan para siswa yang bertujuan sebagai bekal ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Adapun pilihan yang ada untuk siswa-siswi di MA yaitu: jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial), jurusan Bahasa dan jurusan keagamaan.
            Dari segi mata pelajaran keagamaan di MA  mata pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) dipecah menjadi beberapa mata pelajaran yaitu Bahasa Arab, Aqidah Akhlaq, Sejarah pendidikan Islam, fiqih dan Al-Qur’an Hadist.
            Dari segi pakaian atau seragam, di MA bagi siswi sudah diwajibkan untuk menggunakan jilbab.


Makalah Gen, Evolusi dan Lingkungan



GEN, EVOLUSI, DAN LINGKUNGAN

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi Pendidikan

Dosen pembimbing :
Budy Sugandi, M. Sc.Ed


Disusun oleh :
Diah Kusnia
NPM : 1411050276

Enni  Rosita
NPM : 1411050286



FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
IAIN RADEN INTAN LAMPUNG
2015 M / 1437




KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Gen Evolusi dan Lingkungan”. Penulisan dan penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Psikologi Pendidikan di Institut Agama Islam Negeri Lampung.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik dalam penulisan, penyusunan maupun materi. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik lagi. Dan kami harap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.

Bandar Lampung, 20 September 2014



Penulis









DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
B.  Rumusan Masalah............................................................................... 2
C.  Manfaat Pembuatan Masalah............................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A.  Pengertian Gen, Evolusi, dan Lingkungan......................................... 3
1.      Pengertian Gen......................................................................
2.      Pengerttian Evolusi................................................................
3.      Pengertian Lingkungan.......................................................... 5
1.    Teori Fitrah................................................................................ 5
2.    Fitrah Manusia dalam Pandangan Islam................................... 6
B.  Potensi Manusia.................................................................................. 7
1.    Teori Potensi Manusia............................................................... 7
2.    Macam-macam Potensi Manusia............................................... 8

BAB III KESIMPULAN........................................................................... 10
DAFTARPUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Gen adalah unit dasar dari hereditas (keturunan), tersusun atas DNA dan menentukan struktur dari protein-protein. Gen terletak dalam kromosom. Evolusi merupakan suatu perubahan frekuensi munculnya gen dalam suatu populasi, suatu perubahan yang secara umum berlangsung pada banyak generasi. Sedangkan lingkungan adalah istilah yang mencakup segala mahluk hidup dan takhidup di alam yang ada dibumi atau bagian dari bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan. Dengan mempelajari makalah ini maka kita akan lebih mengetahui tentang gen, evolusi dan lingkungan. Untuk lebih memperdalam tentang gen, evolusi dan lingkungan maka dalam makalah ini kami paparkan tentang gen, evolusi dan lingkungan.
B.     Rumusan Masalah
1.         Apakah pengertian gen, evolusi, dan lingkungan?
2.         Bagaimanakah pengaruh gen terhadap perkembangan psikologi manusia?
3.         Bagaimanakah psikologi perkembangan evolusi?
4.         Faktor lingkungan apa saja yang mempengaruhi perkembanganintelektual dan kemampuan mental?
5.         Bagaimana karakteristik bawaan manusia?

C.    Manfaat Penulisan Makalah
Dengan membaca makalah ini maka diharapkan:
1.      Dapat mengetahui tentang gen, evolusi dan lingkungan.
2.      Pengaruh gen terhadap perkembaangan psikologi manusia.
3.      Dapat lebih memperluas wawasan dan pengetahuan.
BAB  II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Gen, Evolusi, dan Lingkungan
1.    Pengertian Gen
Gen adalah unit dasar dari hereditas (keturunan), tersusun atas DNA dan menentukan struktur dari protein-protein. Gen terletak dalam kromosom, yaitu suatu struktur yang bentuknya seperti tongkat dan terletak di tengah-tengah (nukleus) setiap sel tubuh.[1]

2.    Pengertian Evolusi
Evolusi merupakan suatu perubahan frekuensi munculnya gen dalam suatu populasi, suatu perubahan yang secara umum berlangsung pada banyak generasi.[2]Evolusi mengacu pada proses yang telah mengubah bentuk kehidupan di atas bumi sejak bentuknya yang paling awal sampai membentuk keanekaragaman yang sangat luas seperti apa yang bisa ditemui saat ini.[3]
Pada awalnya banyak orang yang menertawakan pendapat Darwin yang menyatakan bahwa manusia memiliki nenek moyang yang sama dengan primata lain. Pada abad ke-19, terdapat gambar Darwin yang mirip monyet sedang menunjukkan betapa miripnya seekor monyet dengan manusia. Kini prinsip-prinsip evolusi, yang telah lama mengarahkan ilmu biologi, telah berkembang dan mempengaruhi pula ilmu psikologi.[4]

3.    Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah istilah yang mencakup segala mahluk hidup dan takhidup di alam yang ada dibumi atau bagian dari bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan. Lingkungan adalah semua kondisi didalam dan di luar  organisme yang berpengeruh terhadap perilaku kita, perkembangan atau proses hidup kecuali gen dan bahkangen dapat dipertimbangakan untuk menyediakan lingkungan untuk gen lain. Lingkungan terbagi menjadi dua,yaitu :
a.         Lingkungan internal , terdiri dari kondisi organ dan material dalam diri seseorang, seperti:gizi,vitamin, susu, sistem urat saraf,motivasi, kemauan, dan sebagainya.
b.         Lingkungan eksternal ialah lingkungan alam (natural environment) meliputi suhu,iklim,geografis, waktu pagi dan siang,serta lingkungan sosial (social environment) dapat berupa orang atau pribadi seseorang, sekumpulan orang seperti keluarga,masyarakat,teman sepermainan dan organisasi.[5]

B.       Pengaruh Gen Terhadap Perkembangan Psikologi Manusia
Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologi manusia adalah faktor keturunan (gen) yang merupakan pembawaan sejak lahir, seperti konstitusi dan struktur fisik, kecakapan potensial (bakaat dan kecerdasan) berbeda dengan faktor lingkungan, faktor keturunan pada umumnya ceenderung bersifat kodrati yang sulit untuk dimodifikasi.
Seberapa kuat pengaruh keturunan sangat bergantung pada besarnya kualitas gen yang dimiliki oleh orang tuanya. Berdasarkan percobaannya dengan cara mengawinkan bunga merah dengan bunga putih, Gregor Mendel mengemukakan pandangannya bahwa: 1) tiap-tiap sifat makhluk hidup itu dikendalikan oleh keturunan 2) tiap-tiap pasangan faktor keturunan menetukan bentuk alternatif sesamanya, dan satu daripada pasangan alternatif itu memegang pengaruh besar daan 3) pada waktu proses pembentukan sel-sel kelamin, pasangan faktor keturunan itumemisah, dan tiap-tiap sel kelaminnya menerima salah satu faktor dari pasangan keturunan itu.
Hasil percobaan mendel ini menjelaskan kepada kita bahwa faktor keturunan memegang peranan penting bagi perilakudan pribadi individu. Beberapa asa keturuna di bawah ini akan memberikan gambaran pembanding kepada kita tentang apa-apa yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya:
1.             Asas Reproduksi
Menurut asas ini bahwa kecakapan dari masing-masing ayah atau ibunya tidak dapat diturunkan kepada anak-anaknya. Sifat-sifat atau cir-ciri perilaku yang diturunkan orang tua kepada anaknya hanyalah bersifat reproduksi, yaitu memumnculkan kembali mengenai apa yang sudah ada pada hasil perpaduan benih saja, dan bukan didasarkan pada perilaku oarang tua yang diperolehnya melalui hasil belajar atau hasil berinteraksi dengan lingkungannya.
2.             Asas Variasi
Menurut asas ini, penurunan siifat pembawaan dari orang tua kepada anak-anaknya akan bervariasi, baik mengenai kuantitas maupun kualitasnya. Hal ini disebabkan karena pada waktu terjadinya pembuahan komposisi gen berbeda-beda, baik yang berasal dari ayah maupun ibu. Oleh karena itu, akan didapati beberpa perbedaan sifat dan ciri-ciri perilaku dari orang yang bersaudara, walaupun berasal dari ayah dan ibu yang sama, sehingga mungkin saja kakaknya lebih banyak menyerupai sifat dan cir-ciri perilaku ayahnya sedangkan adiknya lebih banyak menyerupai sifat dan ciri-ciri ibunya atau sebaliknya.
3.             Asas Regresi Fillial
Terjadi penurunan sifat atau peerilaku dari kedua orang tua pada anaknya yang disebabkan oleh gaya tarik-menarik dalam perpaduan pembawaan ayah dan ibunya sehingga akan didapati sebagian kecil dari sifat-sifat ayahnya dan sebagian kecil pula dari sifat-sifat ibunya. Sedangkan perbandingannya mana yang lebih besar antara sfat-sifat ayah dan ibunya sangat tergantung kepada daya kekuatan tarik-menarik dari masing-masing sifat keturunan tersebut.
4.             Asas Jenis Menyilang
Menurut asas ini bahwa apa yang diturunkan oleh masing-masing orang tua kepada anak-anaknya mempunyai sasaran jenis menyilang. Seorang anak perempuan akan lebih banyak memiliki sifat-sifat dan tingkah laku ayahnya, sedangkan bagi anak lak-laki akan lebih banyak memiliki sifat dari ibunya.
5.             Asas Konformitas
Berdasarkan asas konformitas ini bahwaseoranganak akan lebih banyak memiliki sifat-sifat dan ciri-ciri tingkah laku yang diturunkan oleh kelompok rasnya atau  suku bangsa.[6]

C.      Psikologi Perkembangan Evolusi
Darwin telah memperkenalkan teori evolusi melalui seleksi alam di tahun 1859, gagasan-gagasannya baru digunakan akhir-akhir ini untuk menjelaskan perilaku. Bidang psikologi evolusi menekankan pentingnya adaptasi, dan reproduksi dalam menjelaskan perilaku. Karena evolusi menyukai organisme yang dapat beradaptasi paling baik untuk dapat mempertahankan hidupnya danbereproduksi di lingkunagn tertentu. Psikologi evolusi berfokus pada kondisi-kondisi yang memungkinkan individu untuk bertahan hidup atau musnah. Menurut pandangan ini, proses seleksi alam menyukai perilaku-perilaku yang dapat meningkatkan keberhasilan reproduksi organisme dan pada akhirnya mampu menghasilkan keturunannya sendiri.
Gagasan dari David Buss mengenai psikologi evolusi telah berpengaruh dalm merangsang minat baru mengenai bagaimana evolusi dapat menjelaskan perilaku manusia. Ia berkeyakinan bahwa seperti halnya evolusi membentuk ciri-ciri fisik kita, seperti bentuk dan tinggi tubuh, evolusi juga mempengaruhi bagaimana cara kita dalam mengambil keputusan, seberapa agresifnya kita, dan seberapa besar rasa takut kita.
Para ahli menggunakan konsep perkembangan psikologi evolusi dalam upaya memahami perkembanganpsikologi manusia. Berikut ini adalah beberapa gagasan yang diajukan oleh para psikolog perkembangan evolusi:
1.             Periode anak muda berlangsung lama karena manusia membutuhkan waktu untuk mengembangkan otak yang besar dan mempelajari kompleksitas komunitas sosial manusia. Manusia membutuhkan waktu lebih lama untuk secara reproduktif matang dibandingkan hewan mamalia lainnya. Selama periode remaja ini, mereka mengembangkan otak yang besar dan pengalaman-pengalaman yang dibutuhkan untuk menguasai masyarakat manusia yang kompleks.
2.             Banyak aspek dari masa kanak-kanak berfungsi sebagai persiapan untuk masa dewasa dan diseleksi melalui serangkaian evolusi. Bermain adalah salah satu contohnya.Pada awal masaa prasekolah, anak laki-laki diseluruh budaya lebih banyak meelakukan permainan kasar dibandingkan anak perempuan. Permainan kasar ini mungkin mempersiapkan anak laki-laki untuk berkelahi dan berburu ketika dewasa. Sebaliknya, anak perempuan melakkan permainan yang lebih banyak melibatkan imitasi orang tua, seperti merawat bayi dan kurang bersifat fisik. Menurut psikolog evolusi, ini merupakan tendensi yang mempersiakan perempuan untuk menjadi pengasuh utama bagi keturunannya.
3.             Beberapa karakteristik di masa kanak-kanak diseleksi karena karakteristik-karakteristik itu bersifat adaptif untuk saat-saat tertentu dalam perkembangan, bukan karena mempersiapkan anak-anak untuk masa dewasa.  Sebagai contoh, beberapa aspek bermain mungkin tidak berfungsi untuk mempersiapkan mereka menjadi dewasa, namun untuk membantu anak-anak beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
4.             Ada banyak mekanisme psikologis yang berkembang, yang bersifat spesifik untuk bidang-bidang tertentu. Artinya mekanisme itu hanya diterapkan untuk aspek tertentu yang membentuk seseorang. Meurut psikologi evolusi, pemrosesan informasi yang bersifat spesifik untuk bidaang- bidang tertentu itu berkembang ketika nenek moyang kita menangani persoalan-persoalan tertentu yang selalu muncul berulang kali.
5.             Mekanisme yang berkembang tidak selalu adaptif dalam masyarakat kontemporer. Sejumlah perilaku yang adaptif untuk nenek moyang kita di zaman prasejarah mungkin tidak dapat berguna di zaman sekarang. Sebagai contoh, zaman dulu lingkungan yang tidak banyak menyediakan makanan mungkin akan menyebabkan kecendrungan untuk rakus pda saat makanan tersedia dan untuk mengonsumsi makanan berkaolori tinggi, sebua sifat yang mungkin akan menyebabkan timbulnya wabah obesitas ketika makanan berlimpah.
6.             Perilaku yang berkembang tidak perlu bersifat adaptif dalam masyarakat kontemporer. Beberapa perilaku yang adaptif untuk nenek moyang kita di zaman prasejarah ada kemungkinan tidak diperlukan lagi untuk menjaga kelangsungan hidup di zaman sekarang. Sebagai contoh, sifat dominan dan agresif secara fisik diperlkan untuk memeprtahankan hidup bagi nenek moyang laki-laki, namun perilaku itu tidak dapat membantu kehidupan seseorang di zaman sekarang. Ditinjau dari pandangan evolusi, karakteristik ini mungkin alamiah. Namun tidak berarti bahwa ekspersi dari karakteristik itu dapat dielakkan atau secara moral dapat diterima oleh orang-orang yang hidup di zaman sekarang.[7]

D.      Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Perkembangan Intelektual dan Kemampuan Mental
1.             Kurangnya perawatan dalam kandungan
        Jika seorang wanita yang sedang mengandung kekurangan gizi, terserang infeksi, mengkonsumsi obat-obatan tertentu, merokok, sering minum alkohol, atau kerap terpapar padapolusi, maka anaknya memiliki risiko mengalami ketidakmampuan belajar dan ber-IQ rendah.
2.             Kurang gizi
        Kesenjangan rata-rata IQ` antara anak-anak yang kurang memperoleh gizi dengan yang cukup gizi dapat mencapai 20 poin.
3.             Kontak dengan bahan beracun
        Secara khusus, timah dapat membahayakan sistem saraf, menyebabkan masalah atensi, menurunkan skor IQ, dan menurunkan prestasi sekolah. Banyak anak di  Amerika Serikat terkena populasi timah yang bercampur dengan debu, cat yang mengandung timah, dan pipa-pipa tua dari timah. Sementara kandungan konsentrasi timah dalam anak-anak kulit hitam ternyata 50% lebih tinggi daripada anak-anak kulit putih. Polusi udara, yang tidak dapat dikendalikan secara langsung, juga tampak sebagai faktor risiko yang serius. Penelitian longitudinal belum lama ini, pada wanita bukan perokok yang tinggal di tengah kota, menemukan hubungan antara tertundanya perkembangan kognitif anak mereka dengan tingkat populasi dari bahan bakar kendaraan yang dihirup sang ibu ketika mengandung bayinya. Yang bertanggung jawab tampaknya kandungan kimiawi yang terdapat dalam asap kendaraan dan peembangkit tenaga listrik. Bahkan setelah menghilangkan pengaruh faktor lain, seperti terpapar ada kandungan logam, peneliti menemukan bahwa pada usia 3 tahun, anak dari ibu yang sangat terkena dampak polusi dua kali lebih mungkin mengalami hambatan perkembangan dibandingkan denga anak-anak yang lain.
4.             Lingkungan keluarga yang memancing munculnya stres
        Faktor-faktor yang dapat meramalkan berkurangnya kompetensi intelektual antar lain adalah: ayah yang tidak tinggal serumah dengan keluarga, ibu yang memiliki sejarah gangguan mental, orang tua dengan keterampilan kerja rendah, dan sejarah, seperti kekrasan keluarga, di awal kehidupan. Secara umum, setiap faktor risiko menurunkan skor IQ sebesar`4 poin. Anak-ank yang memiliki tujuh faktor risiko, IQ-nya biasanya lebih rendah 30 poin daripada anak-anak tanpa faktor resiko.
Sebaliknya, lingkungan yang sehat dan mendukung dapat meningkatkan fungsi mental. Dalm sebuah studi longitudinal yang disebut dengan Abecedarian Project, anak-anak yang tinggal di tengah kota dan mendapatkan banyak pengayaan lingkungan di rumah, di tempat penitipan anak, atau di sekolah, dan masuk sekolah sejak kecil, memperlihatkan prestasi sekolah yang lebih baik dibandinkan denganank-anak yang menjadi kelompok kontrol.
Meskipun tidak ada satupun aktivitas tunggal yang dapat mengubah seseorang menjadi genius, beberapa pengalaman tertentu tampaknya memberikaan kontribusi pada keseluruhan inteligensi. Secara umum, kemampuan mental anak akan meningkat bila orang tuanya berbicara kepadanya mengenai banyak topik, mendeskripsikan hal-hal secara jelas dan utuh, mendorongnya untuk berpikir cerdas, membacakan sesuatu untuknya, serta mengharapkan ia mengerjakan sesuatu dengan baik.[8]
                    
E.       Karakteristik Bawaaan Manusia
Akibat oleh cara berevolusi spesies kita, ada banyak kemampuan, kecenderungan, dan sifat-sifat yang sudah ada sejak lahir atau berkembang secara cepat seiring dengan kematangan. Berikut ini beberapa contoh karakteristik bawaan manusia:
1.              Refleks bayi
        Bayi yang lahir dibekali dengan sejumlah refleks. Respon yang sederhana dan otomatis terhadap suatu rangsangan khusus. Contoh: semua bayi akan menghisap sesuatu jika diletakkan dibibirnya. Dibantu dengan aktivitas menyusui refleksini akan meningkatkan peluang untuk bertahan hidup.
2.             Minat terhadap hal-hal baru
        Manusia serta berbagai spesies lainnya cendrung berminat pada sesuatu yang baru. setelah makan malam seekor tikus yang diletakkan di dalam labirin akan memilih menjelajahi daerah yang belum dikenalnya dari pada berkeliaran di daerah yang sudah dikenalnya. Bayi manusia memperlihatkan minat yang luar biasa besar dalam mengamati dan mendengarkan baerbagai hal yang tidak dikenalnya yang tentu saja mencangkup hampir semua aspek di dunia ini. Seorang bayi akan berhenti menyusui ketika iya melihat seseorang yang asing.
3.             Hasrat untuk menjelajah dan memanifulasi objek
        Kecendrungan bahwa ini dimiliki oleh semua burung dan mamalia. Primata khususnya, gemar memainkan benda-benda, memisah-misahkan dan memeriksanya. Hanya sekedar untuk memperoleh kesenangan belaka. Bayi menguncang-guncang, memukul-mukul botol susu dan menangkap apapun yang diletakkan ditangan kecilnya. Pada manusia, dorongan alami untuk memegang benda-benda yang menarik ini sedekian besar sehingga perintah “jangan sentuh” sering dibaikan oleh anak-anak pengunjung museum, dan orang-orang yang berbelanja.
4.             Implus untuk bermain
        Lihatlah anak kucing, anak singa dan anak panda, serta semua hewan primata muda. Yang akan bermain-main dan saling menerkam satu sama lain sepanjang hari hingga lapar atau waktu tidur datang. Bermain dan berpetualangan mungkin merupakan suatu bentuk adaptasi biologis. Karena hal ini membantu anggota spesies menemukan makanan dan hal-hal lain yang diperlukan untuk hidup. Melalui bermain dan berpetualang, menikmati latihan bermain. Suatu prilaku yang akan digunakan untuk tujuan-tujuan penting.ketikaberanjak dewasa anak kucing misalnya snang mengejar dan menerkam bola benang rajutan. Pada manusia bermain mengajarkan kepada anak cara bergaul dengan orang lain dan memberi mereka kesempatan untuk mempraktekan keterampilan motorik dan bahasa.
5.             Keterampilan kognitif dasar
        Banyak ahli psikologi evolusi yakin bahwa ketika lahir manusia juga berkelahi dengan modul-modul mental yang dapat memudahkannya mempelajari menginterpretasikan ekspresi dan bahasa tubuh manusia  lain. Mengenali wajah, memahami hal-hal yang dipikirkan atau dirasakan orang lain. membedakan tumbuhan dari hewan. Membedakan benda hidup dari benda mati, serta memahami bahasa. Anak yang masih kecil akan dipujiketika iamampu memahami angka sederhana. Tentusaja, bayi yang masih kecil tidak dapat menghitung. Meskipun demikian, ketika berusia satu minggu, mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk memandangi suatu kumpulan benda yang baru terdiri dari tiga item setelah terbiasa dengan suatu kumpulan benda yang terdiri dari dua item atau sebaliknya. [9]

       


























BAB III
KESIMPULAN

Gen adalah unit dasar dari hereditas (keturunan), tersusun atas DNA dan menentukan struktur dari protein-protein. Gen terletak dalam kromosom. Evolusi merupakan suatu perubahan frekuensi munculnya gen dalam suatu populasi, suatu perubahan yang secara umum berlangsung pada banyak generasi. Sedangkan lingkungan adalah istilah yang mencakup segala mahluk hidup dan takhidup di alam yang ada dibumi atau bagian dari bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembanganintelektual dan kemampuan mental:
1.      Kurangnya perawatan dalam kandungan
2.      Kurang gizi
3.      Kontak dengan bahan beracun
4.      Lingkungan keluarga yang memancing munculnya stres
karakteristik bawaan manusia:
1.      Refleks bayi
2.      Minat terhadap hal-hal baru
3.      Hasrat untuk menjelajah dan memanifulasi objek
4.      Implus untuk bermain
5.      Keterampilan kognitif dasar





































DAFTAR PUSTAKA



Wade, Carole dan Carol Tavri, (2007), Psikologi, Jakarta: Erlangga.

Boeree, George, (2008), General Psychology, Jogjakarta: Prisma shopie.

Santrock, Jhon W. (2007), Psikologi Remaja, Jakarta: Erlangga.



[1]Carole Wade, Psikologi, (Jakarta: Erlangga, 2007), h.70
[2]Ibid., h.78
[3]Campbell, Biologi, (Jakarta: Erlangga, 2003),h.5
[4]Carole Wade, Op.cit., h.79
[5]Tim Reality, Kamus Biologi Edisi Lengkap, (Surabaya: Reality Publisher, 2009), h. 367
[7]John W. Santrock Edisi II, Remaja, (Jakarta: Erlangga, 2007), h.104-105
[8]Carole Wade, Op.cit., h.101-102
[9]Carole Wade, Op.cit., h.81-82